Sunday, April 17, 2011

teori-teori dalam keperawatan

Pendahuluan
Stevens (1984), mendefinisikan keperawatan sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor, C., dkk, 1989). Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk emnggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Newman (1979), ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori-teori keperawatan, yaitu: meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawan serta menciptakan suatu kerangkan konsep yang memungkinkan pengembanagan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang diharapkan dapat membantu dan mengembangkan praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Karakteristik Dasar Teori Keperawatan
Torre (1985) dan Chin dan Ycob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori keperawatan. Menurut mereka, ada lima karakteristik dasar teori keperawatan, yaitu:
1.Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefenisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
2.Teori keperawat harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan dengan alas an atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
3.Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktik keperawatan.
4.Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
5.Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktik keperawatan.
Konsep dan Teori dalam Keperawatan
Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan, yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep sehat-sakit dan konsep lingkungan. Meskipun keempat konsep digunakan pada setiap teori keperawatan, akan tetapi pengertian dan hubungan antara konsep ini berbeda anatar teori yang satu dengan teori yang lain. Berikut ini diuraikan beberapa teori keperawatan.
Sister Calista Roy: Model Adaptasi Roy
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi keperawatan pada tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Asumsi dasar model ini adalah:
1.Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenehi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.
2.Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negative untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi.
3.Setiap individu berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal utnuk memelihara integritas diri.
4.Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.
Menurut Roy, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespons terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya atau perilaku tertentu.
Menurutnya, kebutuhan fisiologis meliputi oksigenisasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, makanan, tidur dan istirahat, pengaturan sushu, hormonal dan fungsi sensori. Kebutuhan akan konsep diri yang positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma, etika dan keyakinan seseorang. Kemandirian lebih difokuskan pada kebutuhan akan kemampuan melakukan interaksi sosial termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain. Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku individu dalam menjalankan peran dan fungsi yang diembannya (Rambo, 1984, dikutip dari Taylor, C., dkk, 1989).
Singkatnya Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy mendefenisikan lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
Teori Martha E. Roger
Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hisup manusia dan pula pertumbuhna dan perkembangan seseorang.
Asumsi dasar teori Roger tentang manusia adalah:
1.Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
2.Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilingya.
3.Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan orang lain.
4.Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
5.Manusia diciptakan sebagai karakteristik dan keunikan tersendiri. Misalnya dalam hal sifat dan emosi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah segala hal yang beredar di luar diri individu.
Teori Dorothy E. Johnson
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang diakatan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu kesimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Teori Dorothea E. Orem
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care atau Self Care Defisit Teori.
Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri atau perawatan mandiri. Pertama, perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan oksigen, air makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, mencegah trauma serta kebutuhan hidup lainnya. Kedua, perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembang manusia. Ketiga, perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Menurut Orem, perawat dibutuhkan ketika seseorang membutuhkan asuhan keperawatan karena ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri. Menurutnya, area kerja perawat adalah membina dan mempertahankan hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau pertolongan, memperhatikan respon pasien, memberi pertolongan langsung kepada individu dan keluarga serta bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan dna kemampuan pasien. Oleh karena itu terdapat 3 angkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Pertama, perawat memberi perawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi. Kedua, perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam melakukan tindakan keperawatan. Ketiga, pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat.
Model Betty Neuman
Model Neuman berfokus pada individu dan respon atau reaksi individu terhadap stres termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya dan kemampuan adapatasi pasien. Menurut Neuman manusia merupakan system terbuka yang saling berinteraksi dengan lingkungan internal maupun eksternal yang dapat merupakan penyebab stress (stresor). Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan sosial cultural.
Adanya stressor seperti penyakit misalnya, menyebabkan seseorang bereaksi untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal pada diri sendiri, dari luar individu atau karena interaksi dengan orang lain. Pengaruh stressor pada seseorang tergantung pada tingkatan stresor, lamanya stresor serta kemampuan dan keefektifan koping yang digunakan.
Menurut Neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stresor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stresor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stresor serta mendukung koping pasien yang konstruktif. Pencegahan sekunder seperti tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stresor. Sedangkan pencegahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
Kerangkan ini dikenal sebagai kerangka system terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah:
1.Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang.
2.Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok, dan masyarakat.
3.Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan.
Dalam kerangka konsep ini terdapat 3 sistem yang saling berinteraksi dan saling berhubungan erat.
1.Kepribadian (personal sistem). Setiap individu mempunyai sistem kepribadian tertentu. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi, konsep diri, pertumbuhan dan perkembangan, gambaran diri, tempat dan waktu.
2.Sistem interpersonal. Sistem interpersonal terbentuk karena hasil interaksi manusia. Konsep ini dapat berupa interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan peran.
3.Sistem sosial. Meliputi keluarga, kelompok keagamaan, sistem pendidikan, sistem pekerjaan dan kelompok sebaya.
Menurut King tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat dan pasien saling bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak dicapai..
Teori Myra E Levine
Teori Levine berfokus pada interaksi manusia . Asumsi dasar Teori Levine adalah :
1.Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai masalah kesehatan.
2.Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respon/reaksi dan perubahan tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Espon pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respon tersebut dapat berupa ketakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra.
3.Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status kesehatan.
TEORI ABDELLAH
Teori keperawtan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al ( 1960 ) meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-ilmudasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual yang mungkin terjadi dalam bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan.
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan social.
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.
Dalam keempat bidang di atas, Abdellah etal (1960 ) mengidentifikasikan kebutuhan klien secara spesifik yang sering di kenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankanaktivitas, latihan fisik, dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas.
5. Memfasilitasi masukkan oksigen ke seluruh sel tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit patologis, fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan / atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.
Konsep Model Florence Nightingle
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
ODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT FLORENCE NIGHTINGALE
1. Biografi Florence Nightingale
Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny Nightingale dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak pertama, lahir di Napoli, Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan pada tanggal 12-Met 1820: Florence.
Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota London, dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim panas bernama Lea Hurst, dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada usia tujuh belas tahun, dia menulis di buku hariannya, “Pada tanggal 7 Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa?
Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita — bukan karena status sosial keluarga kaya — saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar Embley, rumah keluarganya.
Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah sakit — rumah sakit umum (para orang kaya dirawat di rumah sendiri) — dan dianggap sebagai peminum atau pelacur.
Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya, merasa hampir gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dia menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of Charity — suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.
Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan semangat tinggi Florence menanggapi bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.
Tahun 1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemu dengan Sidney Herbert dan istrinya, Liz. Mereka adalah orang Kristen yang taat. Kemudian dia menjadi Menteri Perang dan seorang teman serta pendorong, semangat bagi Florence Nightingale.
Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman selama dua minggu. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte — menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. (Komite institusi ini menginginkan agar institusi tersebut hanya menerima jemaat Gereja Inggris).
Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai Crimea dan Konstantinopel — pintu gerbang menuju Timur Tengah — Sidney Herbert, sebagai Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia tiba bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, Dissenting Deaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.
Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Perang Crimea telah membongkar sistem kemiliteran Inggris yang ternyata mengirim ribuan prajurit untuk menjemput kematiannya sendiri akibat kekurangan gizi, penyakit, dan diabaikan. Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke Crimea. Sejumlah 43.000 meninggal, sakit, atau terluka, dan hanya 7.000 yang terluka oleh musuh. Sisanya merupakan korban akibat lumpur, kekacauan, dan penyakit.
Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat Inggris seperti dilanda badai. Dia menjadi pahlawan wanita negara tersebut. Pada tahun 1860, Sekolah Keperawatan Nightingale dibuka di London dan kelas pertamanya berisi lima belas orang murid wanita muda. Sepanjang hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang tidur pada usia sembilan puluh tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk mengadakan perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan perawatan kesehatan dan medis.
Sebab dia telah bersumpah, “Semua yang terjadi di Crimea, tidak boleh terulang kembali.”
2. Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:
a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan
c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.
e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh.
f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
D. GAMBARAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN TOKOH YANG LAIN
2. Virginia Henderson
a. Definisi keperawatan Bantuan yang diberikan kepada individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai keadaan sehat atau sembuh dari penyakit sehingga ia mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan.
b. Alasan tindakan keperawatan Pendekatan yang dilakukan untuk memenuhi 14 komponen dari keperawatan.
c. Konsep individu Keadaan biologi dimana tidak dapat dipisahkan antara pikiran dan jasmani.
d. Konsep sehat Kemampuan fungsi independent dalam hubungannya dengan 14 komponen.
e. Konsep lingkungan Tidak terdefinisi dengan jelas, dapat berupa tindakan positif maupun negatif.
3. Sister Callista Roy
a. Definisi keperawatan Suatu analisa proses dan tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit.
b. Alasan tindakan keperawatan Aktifitas keperawatan berasal dari model dimana berupa proses pengkajian dan intervensi-intervensi peran diselenggarakan dengan konteks keprawatan dan termasuk manipulasi dari stimuli.
c. Konsep individu Keadaan biopsikososial yang berupa interaksi yang tetap dengan perubahan lingkungan, manusia bersifat sebagai system adaptif yang terbuka.
d. Konsep sehat Rentang sehat sakit merupakan garis yang terus menerus yang menunjukan status sehat atau sakit dimana sesorang butuh pengalaman dan waktu. Sehat sakit merupakan bagian dari hidup manusia.
e. Konsep lingkungan Suatu kondisi yang terus menerus dan mempengaruhi sekelilingnya dan perkembangan organisme serta group organisme.
4. Myra Estrin Levine
a. Definisi keperawatan Interaksi manusia yang berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang digunakan dalam proses keperawatan.
b. Alasan tindakan keperawatan Perawatan individu yang bersifat holistic untuk setiap kebutuhan seseorang, seseorang mendorong perawat untuk beradaptasi.
c. Konsep individu Interaksi dari individu yang bersifat kompleks antara lingkungan interna dan eksterna yang mengubah adaptasi.
5. Imogane M. King
a. Definisi keperawatan Suatu proses interaksi manusia antara perawat dan klien.
b. Alasan tindakan keperawatan Perawat dan klien saling mengamati dalam informasi, komuniksai, situasi, tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan.
c. Konsep individu suatu system terbuka mengenai penukaran masalah, energi dan dengan lingkungan yang terbatas.
d. Konsep sehat Aturan dinamik dari stressor dalam lingkungan eksternal dan internal melalui penggunaan optimal untuk mencapoai potensi maksimal dalam kehidupan sehari-hari.
e. Konsep lingkungan Suatu system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah energi, informasi dengan keberadaan manusia.


SUMBER PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat.2004.Pengantar Konsep Keperawatan.Salemba Medika: Jakarta

Kozier B ( 1997 ), Fundamental Of Nursing.California Anderson Wesley Publishing Co

Ma’rifin Husin( 1992) Profesionalisme Keperawatan, Makalah Dan Simposium Akper Depkes Jakarta

No comments:

Post a Comment

Featured Post

kejang demam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturun...