BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sukses tidak hanya ditentukan oleh
kecerdasan intelektual, tapi juga harus dibarengi dengan kecerdasan emosi dan
spiritual. Berkembangnya teknologi dan kehidupan jaman sekarang mengharuskan manusia untuk memiliki
pengetahuan dan high selfawareness sebagai bekal hidup. Pernah tidak
kamu perhatikan orang orang di sekitar kamu. Ada orang yang bisa dibilang gagal
dalam bidang akademis tapi berhasil dalam berkarier. Atau, ada juga orang yang sukses dalam bidang
akademis tapi gagal dalam kariernya. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi
sukses tidaknya seseorang.
Setiap manusia memiliki tiga jenis
kecerdasan. Ada kecerdasan intelektual atau Intellectual Quotient (IQ),
ada kecerdasan emosi atau Emotional
Quotient (EQ), dan ada pula kecerdasan spiritual atau Spiritual
Quotient (SQ). Ketiga jenis kecerdasan ini harus berintegrasi menjadi satu
kesatuan. Hubungan diantara ketiganya bisa diibaratkan seperti sebuah telur
ayam. IQ merupakan kulit luar, EQ merupakan putih telur, sedangkan SQ merupakan
kuning telur dan menjadi inti. Kecerdasan-kecerdasan itu dapat disinergikan
melalui Emotional Spiritual Quotient (ESQ).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian ESQ ?
2. Apa Konsep
Zero Mind Proses?
3. Bagaimana Konsep
Mengembalikan Hati Ke Fitrah?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian & Konsep ESQ.
2. Mengetahui Konsep
Zero Mind Proses.
3. Mengetahui
Konsep Mengembalikan Hati Ke Fitrah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
ESQ (Emotional dan Spiritual Quetion)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia emosional memiliki
arti menyentuh perasaan, mengharukan,
dengan emosi, beremosi dan penuh
emosi. Cerdas memiliki arti perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti,
dsb), tajam pikiran. Spiritual memiliki arti berhubungan dengan atau bersifat
kejiwaan (rohani, batin).
Menurut ary ginanjar ESQ merupakan sinergi
dua pemikiran yaitu hubungan manusia dengan manusia (EQ) dan hubungan manusia
dengan Tuhannya (SQ).
Konsep ESQ merupakan kemampuan dalam
penggunaan nilai-nilai keimanan yang dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah
laku.
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional
Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara
pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah
tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal
(manusia dengan manusia) dan Vertikal (Manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya
diri dalam melakukan tindakan.
B.
Konsep ESQ
a. Kecerdasan Emosional
(EQ)
Pengertian kecerdasan
emosional (EQ) yang mengutip pendapat Robert K. Cooper Phd. yang mengatakan
bahwa kecerdasan emosi “Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam
mengubahnya dari sesuatu yang kita pikirkan menjadi sesuatu yang kita jalani.
Hati tahu hal-hal yang tidak atau tidak dapat diketahui pikiran. Hati adalah
sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber
energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja
sama, memimpin dan melayani”. hati nurani akan menjadi pembimbing terhadap apa
yang harus ditempuh dan apa yang harus diperbuat. Artinya setiap manusia sebenarnya telah memiliki sebuah radar hati sebagai
pembimbingnya.
Di samping itu, untuk memperoleh
kecerdasan emosi ini harus melihat kepada aspek hati sebagai radar dalam hidup
manusia dalam melangkah di kehidupan. kemampuan melihat sesuatu secara jernih
dan objektif harus didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor yang
mempengaruhinya itu. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah
hatinya atau god spot, sehingga manusia akan mampu melihat dengan mata hati, mampu memilih dengan
tepat, memprioritaskan yang benar. Karena kecerdasan meliputi unsur suara hati,
kesadaran diri, motivasi, etos kerja, keyakinan, integritas, komitmen,
konsistensi, presistensi, kejujuran, daya tahan dan keterbukaan.
b. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu kecerdasan
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.
kecerdasan spiritual
adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan
kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju
manusia seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip.
Dengan demikian,
kecerdasan spiritual haruslah disandarkan kepada Allah dalam segala aktivitas
kehidupan untuk mendapatkan suasana ibadah dalam aktivitas manusia.
C. Konsep Zero Mind Proses (ZMP)
Dalam upaya untuk
melakukan Zero Mind Proses, Maka Ada tujuh langkah yang harus di penuhi antara
lain:
1.
Hindari selalu
berprasangka buruk, upayakan berprasangka baik terhadap orang.
2.
Berprinsiplah selalu
kepada Allah yang Maha Abadi.
3.
Bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran,
berfikirlah merdeka.
4.
Dengarlah suara hati,
berpeganglah prinsip karena Allah, berpikirlah melingkar sebelum menentukan
kepentingan dan prioritas.
5.
Lihatlah semua sudut
pandang secara bijaksana berdasarkan suara hati yang bersumber dari asmaul
husna.
6.
Periksa pikiran anda
terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena
pikiran anda tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.
7.
Ingatlah bahwa segala
ilmu pengetahuan adalah bersumber dari Allah.
Hasil akhir dari zero
mind proses adalah seseorang yang telah terbebas dari belenggu prasangka negatif, prinsip-prinsip hidup
yang menyesatkan, pengalaman yang mempengaruhi pikiran, egoisme kepentingan dan
prioritas, pembanding-pembanding yang subjektif, dan terbebas dari pengaruh
belenggu literatur-literatur yang menyesatkan. Pemaknaan ihsan seperti ini
jelas berbeda dengan seperti pemaknaan yang telah dikenal sebelumnya. Karena makna ihsan yang dikenal sebelumnya
merupakan bentuk ibadah yang kita lakukan sepenuhnya diperhatikan oleh Allah
dan Allah akan selalu mengawasi kita di manapun kita berada.
D. Konsep Mengembalikan Hati Ke Fitrah
Untuk mengembalikan
Hati Ke fitrah melalui ESQ adalah dengan melakukan 6 asas pembangunan mental. 6
asas ini merupakan pemaknaan dari 6 rukun iman yang merupakan bagian dari
ajaran Islam. 6 asas pembangunan mental tersebut antara lain.
a. Prinsip Bintang (Iman Kepada Allah)
Asas yang pertama ini
merupakan penjabaran dari makna iman kepada Allah dalam rukun iman. prinsip
seorang bintang adalah memiliki rasa aman intrinsik, kepercayaan diri yang
tinggi, integritas yang kuat, bersikap bijaksana dan memiliki motivasi yang
tinggi, semua dilandasi dan dibangun karena iman kepada Allah. Penjelasan ini merupakan didasarkan kepada
prinsip makna iman kepada Allah dengan dihubungkan dengan realita yang ada
sehingga makna iman kepada Allah menjadi hidup dalam kehidupan manusia.
b. Prinsip Malaikat (Iman Kepada Malaikat)
Asas yang kedua ini
merupakan penjabaran dari makna iman kepada malaikat dalam rukun iman. orang
yang berprinsip seperti malaikat akan menghasilkan orang yang sebagai
berikut, yakni seseorang yang memiliki tingkat loyalitas tinggi, komitmen yang
kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali dan memberi, suka menolong dan
memiliki sikap saling percaya. Dengan demikian, untuk
menjadi seorang seperti malaikat, maka dia harus bisa mempraktekkan kebaikan
dan ciri-ciri yang malaikat punya di dalam kehidupan sehingga orang tersebut
akan menjadi manusia yang paripurna.
c. Prinsip Kepemimpinan (Iman Kepada Rasul Allah)
Asas yang ketiga ini
merupakan makna penjabaran dari iman kepada rasul atau utusan Allah dalam rukun
iman. Pemimpin sejati adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi
perhatian kepada orang lain sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat
sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan mempelajari
pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Memimpin berdasarkan
atas suara hati yang fitrah. Dengan meneladani sifat-sifat dari rasul, maka
akan membuat kita memiliki prinsip kepemimpinan yang menentramkan masyarakat.
d. Prinsip Pembelajaran (Iman Kepada Kitab Allah)
Asas yang keempat ini
merupakan makna penjabaran dari iman kepada kitab-kitab Allah dalam rukun iman. hasil dari proses
pembelajaran antara lain:
· Memiliki kebiasaan membaca buku dan situasi dengan cermat.
· Selalu berpikir kritis dan mendalam.
· Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali.
· Bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan.
· Memiliki pedoman yang kuat dalam belajar yaitu berpegang hanya kepada
Allah.
Hasil dari proses
pembelajaran di atas merupakan sebuah pemikiran yang sesuai dengan konteks yang
harus dilakukan oleh semua orang dalam mempraktekkan iman kepada kitab-kitab
Allah, sehingga kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di dalam kehidupan
manusia.
e. Prinsip Visi ke Depan (Iman Kepada Hari Akhir)
Asas yang kelima ini
merupakan makna penjabaran dari iman kepada hari akhir (kiamat), dalam rukun iman.
Hasil dari prinsip masa depan yakni selalu berorientasi kepada tujuan akhir
dalam setiap langkah yang dibuat, melakukan setiap langkah secara optimal dan
sungguh-sungguh, memiliki kendali diri dan sosial karena telah memiliki
kesadaran akan adanya hari kemudian, memiliki kepastian akan masa depan dan
memiliki ketenangan batiniah yang tinggi yang tercipta oleh keyakinannya akan
adanya hari pembalasan.
Dengan kesadaran visi akan hari akhir tersebut, akan mendorong manusia terus berbuat dan berjuang dengan sebaik-baiknya di muka bumi hingga akhir hayat tanpa perlu diri merasa berhenti.
Dengan kesadaran visi akan hari akhir tersebut, akan mendorong manusia terus berbuat dan berjuang dengan sebaik-baiknya di muka bumi hingga akhir hayat tanpa perlu diri merasa berhenti.
f. Prinsip Keteraturan (Iman Kepada Qadha dan Qadar)
Asas yang keenam ini
merupakan penjabaran dari iman kepada qadha dan qadar dalam rukun iman.hasil
dari prinsip keteraturan akan memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan
dalam berusaha karena pengetahuan akan kepastian hukum alam dan hukum sosial,
memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui, selalu
berorientasi kepada pembentukan sistem dan selalu berupaya menjaga sistem yang
telah dibentuk. Inilah yang akan didapat oleh orang yang menjalankan prinsip keteraturan,
sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna karena sadar bahwa hidup ini sudah ada
keteraturannya dari Allah.
E. Prinsip Ketangguhan Pribadi
Ketangguhan pribadi
adalah seseorang yang telah memiliki prinsip 6 asas pembentukan Hati. Kemudian
untuk menjadi pribadi yang sukses, ditambah dengan 3 langkah sukses yaitu:
1. Prinsip Penetapan Misi (Syahadat)
Prinsip ketangguhan
pribadi yang pertama ini merupakan penjabaran makna dari syahadat dalam rukun
Islam. penetapan misi melalui syahadat akan menciptakan suatu dorongan kekuatan
untuk mencapai keberhasilan. Hasil dari penetapan misi ini antara lain bahwa
syahadat akan membangun suatu keyakinan dalam berusaha, syahadat akan
menciptakan suatu daya dorong dalam upaya mencapai suatu tujuan, syahadat akan
membangkitkan suatu keberanian dan optimisme sekaligus menciptakan ketenangan
batiniah dalam menjalankan misi hidup.
2. Prinsip Pembangunan Karakter (Shalat)
Prinsip pembangunan
karakter merupakan makna penjabaran dari rukun Islam yang kedua yakni shalat,
shalat sebagai tempat untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan pikiran, dan
pelaksanaan shalat juga suatu mekanisme yang bisa menambah energi baru yang
terakumulasi sehingga menjadi suatu kumpulan dorongan dahsyat untuk segera
berkarya dan mengaplikasikan pemikirannya ke dalam alam realita.
hasil dari pembangunan
karakter: shalat adalah suatu metode relaksasi untuk menjaga kesadaran diri
agar tetap memiliki cara berpikir fitrah, shalat adalah suatu langkah untuk
membangun kekuatan afirmasi, shalat adalah sebuah metode yang dapat
meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara terus menerus, shalat adalah
suatu teknik pembentukan pengalaman yang membangun suatu paradigma positif dan
shalat adalah suatu cara untuk terus mengasah dan mempertajam kecerdasan emosi
dan spiritual yang diperoleh dari rukun iman.
3. Prinsip Pengendalian Diri (Puasa)
Prinsip yang ketiga ini
dari ketangguhan pribadi yakni prinsip pengendalian diri merupakan penjabaran
makna dari rukun Islam ketiga yakni Puasa. puasa adalah kemampuan menahan dan
mengendalikan diri untuk tidak hanya berkeinginan menjadi seorang pemimpin
dengan mengatasnamakan orang lain untuk tujuan pribadi serta keuntungan
tertentu. Akan tetapi menyadari bahwa pemimpin adalah salah satu tugas yang
maha berat untuk membawa umat ke arah kebahagiaan dengan hati nurani.
hasil pengendalian
diri: puasa adalah suatu metode pelatihan untuk pengendalian diri, puasa
bertujuan untuk meraih kemerdekaan sejati dan pembebasan belenggu nafsu yang
tisak terkendali, puasa yang baik akan memelihara aset kita yang paling
berharga yakni fitrah diri, tujuan puasa lainnya untuk mengendalikan suasana
hati, juga pelatihan untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan untuk
menjaga prinsip-prinsip yang telah dianut berdasarkan rukun iman.
F. Prinsip Ketangguhan Sosial
Untuk melengkapi
ketangguhan diri perlu adanya ketangguhan sosial. Maka dari itu Prinsip
Ketangguhan Sosial Terbagi Atas 2 Prinsip yaitu :
1. Prinsip Stategi Kolaborasi (Zakat)
Strategi kolaborasi
merupakan penjabaran dari rukun Islam keempat yakni zakat. zakat adalah suatu
upaya untuk memanggil dan mengangkat ke permukaan suara hati untuk menjadi
dermawan dan untuk memberi rezeki kepada orang lain. zakat bukan hanya sebatas
memberi 2,5 % dari penghasilan bersih yang kita miliki. Akan tetapi, prinsip zakat dalam arti luas
seperti memberi penghargaan dan perhatian kepada orang lain, menepati janji
yang sudah anda berikan, bersikap toleran, mau mendengar orang lain, bersikap
empati, menunjukkan integritas, menunjukkan sikap rahman dan rahim
kepada orang lain.
2. Prinsip Aplikasi Total (Haji)
Prinsip ini merupakan
penjabaran dari rukun Islam kelima yakni haji. haji adalah suatu wujud keselarasan antara
idealisme dan praktek, keselarasan antara iman dan Islam. Haji adalah suatu
transformasi prinsip dan langkah secara total (thawaf), konsistensi dan
persistensi perjuangan (sa`i), evaluasi dari prinsip dan langkah yang telah
dibuat dan visualisasi masa depan melalui prinsip berpikir dan cara melangkah
yang fitrah (wukuf). Haji juga merupakan suatu pelatihan sinergi dalam skala
tertinggi dan haji adalah persiapan fisik secara mental dalam menghadapi
berbagai tantangan masa depan (lontar jumrah).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dari itu yang dimaksud dengan proses penjernihan emosi (Zero Mind
Procees) adalah proses dimana semua emosi dan pikiran kita dinol-kan dari
belenggu yang menutupi potensi manusia agar mampu mengeluarkan Spiritual Power
(kekuatan spiritual) yang dimilikinya.
Dalam ESQ, langkah -langkah untuk menuju kebersihan jiwa (Zero Mind) dalam
rangka meningkatkan tingkat emotional dan spiritual yg lebih tinggi dapat
dilatih dengan 7 (tujuh) langkah (yang telah diterangkan pada penjelasan
sebelumnya). Dari proses tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dan
prinsip oleh setiap pendidik dalam proses belajar maupun pengajaran terhadap
peserta didik.
Untuk dapat mendengarkan suara hati tersebut, kita sebagai seorang guru
harus berpusat pada hati dalam melakukan aktivitas pengajaran. Maksudnya adalah
bahwa segala sesuatu yang menyangkut keputusan dan tindakan pengajaran kita
senantiasa diselaraskan dengan suara hati kita. Yakinilah bahwa prinsip-prinsip
dan nilai-nilai yang diyakini sebagai pusat kehidupan memiliki daya magnetis
dengan kebenaran suara hati nurani.
Dari sinilah semua permasalahan seorang pendidik terhadap peserta didik
maupun terhadap proses belajar mengajar, yang mana semua harus dikembalikan
pada hati agar kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar profesional
dengan kekurangan yang kita miliki.
Demikianlah pembahasan dari penulis mengenai Zero Mind Process (ZMP)
sebagai prinsip utama yang harus dimiliki setiap individu, terutama seorang
pendidik, dengan kekurangan dan kelebihan dari penulis semoga pembahasan kali
ini menjadi ishlah dan bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi teman-teman
semua pada umumnya.
B. Saran
1. Generasi baru harus di didik aspek mental dan spiritualnya untuk memiliki
keyakinan yang kuat dan bertauhid, Menyembah hanya kepada allah dan selalu
bersikap tegas dalam mentaati tuntunan hidup secara islami
2. Generasi baru harus di didik aspek sosialnya sehingga dapat hidup di masyarakat
secara sehat, memahami prinsip persamaan persaudaraan, dan kerjasama untuk
dapat melaksanakan hak dan kewajiban dalam masyarakat.
3. Generasi baru selain dikembangkan aspek intelektualnya harus dikembangkan
pula aspek emosional dan spiritualnya, sehingga ia mampu dan mau menjalankan
syariat dan mimukul amanah secara bertanggung jawab.
4. Generasi baru dalam aspek individunya harus di didik mempunyai sikap yang
terbuka dan menjauihi sikap inklusif.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Ginanjar, Ari. Rahasia Sukses Membngun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ. Cet. 33. Jakarta: Arga. Maret 2007.
2.
Hebb, Donald Olding. Psikologi, terj. Andi Mapputre.
Cet. 1. Surabaya: Usaha Nasional.
3.
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas. Bandung:
Mizan Media
No comments:
Post a Comment