Friday, September 15, 2017

makalah zero mind proses

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sukses tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tapi juga harus dibarengi dengan kecerdasan emosi dan spiritual. Berkembangnya teknologi dan kehidupan jaman  sekarang mengharuskan manusia untuk memiliki pengetahuan dan high selfawareness sebagai bekal hidup. Pernah tidak kamu perhatikan orang orang di sekitar kamu. Ada orang yang bisa dibilang gagal dalam bidang akademis tapi berhasil dalam berkarier.  Atau, ada juga orang yang sukses dalam bidang akademis tapi gagal dalam kariernya. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi sukses tidaknya seseorang.
Setiap manusia memiliki tiga jenis kecerdasan. Ada kecerdasan intelektual atau Intellectual Quotient (IQ), ada kecerdasan emosi atau Emotional  Quotient (EQ), dan ada pula kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Ketiga jenis kecerdasan ini harus berintegrasi menjadi satu kesatuan. Hubungan diantara ketiganya bisa diibaratkan seperti sebuah telur ayam. IQ merupakan kulit luar, EQ merupakan putih telur, sedangkan SQ merupakan kuning telur dan menjadi inti. Kecerdasan-kecerdasan itu dapat disinergikan melalui Emotional Spiritual Quotient (ESQ).




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ESQ ?
2.      Apa Konsep Zero Mind Proses?
3.      Bagaimana Konsep Mengembalikan Hati Ke Fitrah?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian & Konsep ESQ.
2.      Mengetahui Konsep Zero Mind Proses.
3.      Mengetahui Konsep Mengembalikan Hati Ke Fitrah.















BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian ESQ (Emotional dan Spiritual Quetion)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia emosional memiliki arti menyentuh perasaan,  mengharukan,  dengan emosi,  beremosi dan penuh emosi. Cerdas memiliki arti perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dsb), tajam pikiran. Spiritual memiliki arti berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Menurut ary ginanjar ESQ merupakan sinergi dua pemikiran yaitu hubungan manusia dengan manusia (EQ) dan hubungan manusia dengan Tuhannya (SQ).
Konsep ESQ merupakan kemampuan dalam penggunaan nilai-nilai keimanan yang dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (Manusia dan Tuhan).  ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.




B.     Konsep ESQ
a.       Kecerdasan Emosional (EQ)
Pengertian kecerdasan emosional (EQ) yang mengutip pendapat Robert K. Cooper Phd. yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi “Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam mengubahnya dari sesuatu yang kita pikirkan menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak atau tidak dapat diketahui pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani”. hati nurani akan menjadi pembimbing terhadap apa yang harus ditempuh dan apa yang harus diperbuat.  Artinya setiap manusia sebenarnya telah memiliki sebuah radar hati sebagai pembimbingnya.
Di samping itu, untuk memperoleh kecerdasan emosi ini harus melihat kepada aspek hati sebagai radar dalam hidup manusia dalam melangkah di kehidupan. kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor yang mempengaruhinya itu. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah hatinya atau god spot, sehingga manusia akan mampu melihat dengan mata hati, mampu memilih dengan tepat, memprioritaskan yang benar. Karena kecerdasan meliputi unsur suara hati, kesadaran diri, motivasi, etos kerja, keyakinan, integritas, komitmen, konsistensi, presistensi, kejujuran, daya tahan dan keterbukaan.


b.      Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip.
Dengan demikian, kecerdasan spiritual haruslah disandarkan kepada Allah dalam segala aktivitas kehidupan untuk mendapatkan suasana ibadah dalam aktivitas manusia.
C.  Konsep Zero Mind Proses (ZMP)
Dalam upaya untuk melakukan Zero Mind Proses, Maka Ada tujuh langkah yang harus di penuhi antara lain:
1.    Hindari selalu berprasangka buruk, upayakan berprasangka baik terhadap orang.
2.    Berprinsiplah selalu kepada Allah yang Maha Abadi.
3.    Bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berfikirlah merdeka.
4.    Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip karena Allah, berpikirlah melingkar sebelum menentukan kepentingan dan prioritas.
5.    Lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan suara hati yang bersumber dari asmaul husna.
6.    Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran anda tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.
7.    Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan adalah bersumber dari Allah.
Hasil akhir dari zero mind proses adalah seseorang yang telah terbebas dari belenggu prasangka negatif, prinsip-prinsip hidup yang menyesatkan, pengalaman yang mempengaruhi pikiran, egoisme kepentingan dan prioritas, pembanding-pembanding yang subjektif, dan terbebas dari pengaruh belenggu literatur-literatur yang menyesatkan. Pemaknaan ihsan seperti ini jelas berbeda dengan seperti pemaknaan yang telah dikenal sebelumnya.  Karena makna ihsan yang dikenal sebelumnya merupakan bentuk ibadah yang kita lakukan sepenuhnya diperhatikan oleh Allah dan Allah akan selalu mengawasi kita di manapun kita berada.
D.    Konsep Mengembalikan Hati Ke Fitrah
Untuk mengembalikan Hati Ke fitrah melalui ESQ adalah dengan melakukan 6 asas pembangunan mental. 6 asas ini merupakan pemaknaan dari 6 rukun iman yang merupakan bagian dari ajaran Islam. 6 asas pembangunan mental tersebut antara lain.
a.       Prinsip Bintang (Iman Kepada Allah)
Asas yang pertama ini merupakan penjabaran dari makna iman kepada Allah dalam rukun iman. prinsip seorang bintang adalah memiliki rasa aman intrinsik, kepercayaan diri yang tinggi, integritas yang kuat, bersikap bijaksana dan memiliki motivasi yang tinggi, semua dilandasi dan dibangun karena iman kepada Allah.  Penjelasan ini merupakan didasarkan kepada prinsip makna iman kepada Allah dengan dihubungkan dengan realita yang ada sehingga makna iman kepada Allah menjadi hidup dalam kehidupan manusia.
b.      Prinsip Malaikat (Iman Kepada Malaikat)
Asas yang kedua ini merupakan penjabaran dari makna iman kepada malaikat dalam rukun iman. orang yang berprinsip seperti malaikat akan menghasilkan orang yang sebagai berikut, yakni seseorang yang memiliki tingkat loyalitas tinggi, komitmen yang kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali dan memberi, suka menolong dan memiliki sikap saling percayaDengan demikian, untuk menjadi seorang seperti malaikat, maka dia harus bisa mempraktekkan kebaikan dan ciri-ciri yang malaikat punya di dalam kehidupan sehingga orang tersebut akan menjadi manusia yang paripurna.
c.       Prinsip Kepemimpinan (Iman Kepada Rasul Allah)
Asas yang ketiga ini merupakan makna penjabaran dari iman kepada rasul atau utusan Allah dalam rukun iman. Pemimpin sejati adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan mempelajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Memimpin berdasarkan atas suara hati yang fitrah. Dengan meneladani sifat-sifat dari rasul, maka akan membuat kita memiliki prinsip kepemimpinan yang menentramkan masyarakat.


d.      Prinsip Pembelajaran (Iman Kepada Kitab Allah)
Asas yang keempat ini merupakan makna penjabaran dari iman kepada kitab-kitab Allah dalam rukun iman. hasil dari proses pembelajaran antara lain:
·         Memiliki kebiasaan membaca buku dan situasi dengan cermat.
·         Selalu berpikir kritis dan mendalam.
·         Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali.
·         Bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan.
·         Memiliki pedoman yang kuat dalam belajar yaitu berpegang hanya kepada Allah.
Hasil dari proses pembelajaran di atas merupakan sebuah pemikiran yang sesuai dengan konteks yang harus dilakukan oleh semua orang dalam mempraktekkan iman kepada kitab-kitab Allah, sehingga kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di dalam kehidupan manusia.
e.       Prinsip Visi ke Depan (Iman Kepada Hari Akhir)
Asas yang kelima ini merupakan makna penjabaran dari iman kepada hari akhir (kiamat), dalam rukun iman. Hasil dari prinsip masa depan yakni selalu berorientasi kepada tujuan akhir dalam setiap langkah yang dibuat, melakukan setiap langkah secara optimal dan sungguh-sungguh, memiliki kendali diri dan sosial karena telah memiliki kesadaran akan adanya hari kemudian, memiliki kepastian akan masa depan dan memiliki ketenangan batiniah yang tinggi yang tercipta oleh keyakinannya akan adanya hari pembalasan.
Dengan kesadaran visi akan hari akhir tersebut, akan mendorong manusia terus berbuat dan berjuang dengan sebaik-baiknya di muka bumi hingga akhir hayat tanpa perlu diri merasa berhenti.
f.       Prinsip Keteraturan (Iman Kepada Qadha dan Qadar)
Asas yang keenam ini merupakan penjabaran dari iman kepada qadha dan qadar dalam rukun iman.hasil dari prinsip keteraturan akan memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan dalam berusaha karena pengetahuan akan kepastian hukum alam dan hukum sosial, memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui, selalu berorientasi kepada pembentukan sistem dan selalu berupaya menjaga sistem yang telah dibentuk. Inilah yang akan didapat oleh orang yang menjalankan prinsip keteraturan, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna karena sadar bahwa hidup ini sudah ada keteraturannya dari Allah.
E. Prinsip Ketangguhan Pribadi
Ketangguhan pribadi adalah seseorang yang telah memiliki prinsip 6 asas pembentukan Hati. Kemudian untuk menjadi pribadi yang sukses, ditambah dengan 3 langkah sukses yaitu:
1.      Prinsip Penetapan Misi (Syahadat)
Prinsip ketangguhan pribadi yang pertama ini merupakan penjabaran makna dari syahadat dalam rukun Islam. penetapan misi melalui syahadat akan menciptakan suatu dorongan kekuatan untuk mencapai keberhasilan. Hasil dari penetapan misi ini antara lain bahwa syahadat akan membangun suatu keyakinan dalam berusaha, syahadat akan menciptakan suatu daya dorong dalam upaya mencapai suatu tujuan, syahadat akan membangkitkan suatu keberanian dan optimisme sekaligus menciptakan ketenangan batiniah dalam menjalankan misi hidup.
2.      Prinsip Pembangunan Karakter (Shalat)
Prinsip pembangunan karakter merupakan makna penjabaran dari rukun Islam yang kedua yakni shalat, shalat sebagai tempat untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan pikiran, dan pelaksanaan shalat juga suatu mekanisme yang bisa menambah energi baru yang terakumulasi sehingga menjadi suatu kumpulan dorongan dahsyat untuk segera berkarya dan mengaplikasikan pemikirannya ke dalam alam realita.
hasil dari pembangunan karakter: shalat adalah suatu metode relaksasi untuk menjaga kesadaran diri agar tetap memiliki cara berpikir fitrah, shalat adalah suatu langkah untuk membangun kekuatan afirmasi, shalat adalah sebuah metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara terus menerus, shalat adalah suatu teknik pembentukan pengalaman yang membangun suatu paradigma positif dan shalat adalah suatu cara untuk terus mengasah dan mempertajam kecerdasan emosi dan spiritual yang diperoleh dari rukun iman.
3.      Prinsip Pengendalian Diri (Puasa)
Prinsip yang ketiga ini dari ketangguhan pribadi yakni prinsip pengendalian diri merupakan penjabaran makna dari rukun Islam ketiga yakni Puasa. puasa adalah kemampuan menahan dan mengendalikan diri untuk tidak hanya berkeinginan menjadi seorang pemimpin dengan mengatasnamakan orang lain untuk tujuan pribadi serta keuntungan tertentu. Akan tetapi menyadari bahwa pemimpin adalah salah satu tugas yang maha berat untuk membawa umat ke arah kebahagiaan dengan hati nurani.
hasil pengendalian diri: puasa adalah suatu metode pelatihan untuk pengendalian diri, puasa bertujuan untuk meraih kemerdekaan sejati dan pembebasan belenggu nafsu yang tisak terkendali, puasa yang baik akan memelihara aset kita yang paling berharga yakni fitrah diri, tujuan puasa lainnya untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan untuk menjaga prinsip-prinsip yang telah dianut berdasarkan rukun iman.
F.     Prinsip Ketangguhan Sosial
Untuk melengkapi ketangguhan diri perlu adanya ketangguhan sosial. Maka dari itu Prinsip Ketangguhan Sosial Terbagi Atas 2 Prinsip yaitu :
1.      Prinsip Stategi Kolaborasi (Zakat)
Strategi kolaborasi merupakan penjabaran dari rukun Islam keempat yakni zakat. zakat adalah suatu upaya untuk memanggil dan mengangkat ke permukaan suara hati untuk menjadi dermawan dan untuk memberi rezeki kepada orang lain. zakat bukan hanya sebatas memberi 2,5 % dari penghasilan bersih yang kita miliki.  Akan tetapi, prinsip zakat dalam arti luas seperti memberi penghargaan dan perhatian kepada orang lain, menepati janji yang sudah anda berikan, bersikap toleran, mau mendengar orang lain, bersikap empati, menunjukkan integritas, menunjukkan  sikap rahman dan rahim kepada orang lain.
2.      Prinsip Aplikasi Total (Haji)
Prinsip ini merupakan penjabaran dari rukun Islam kelima yakni haji. haji adalah suatu wujud keselarasan antara idealisme dan praktek, keselarasan antara iman dan Islam. Haji adalah suatu transformasi prinsip dan langkah secara total (thawaf), konsistensi dan persistensi perjuangan (sa`i), evaluasi dari prinsip dan langkah yang telah dibuat dan visualisasi masa depan melalui prinsip berpikir dan cara melangkah yang fitrah (wukuf). Haji juga merupakan suatu pelatihan sinergi dalam skala tertinggi dan haji adalah persiapan fisik secara mental dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan (lontar jumrah).



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Maka dari itu yang dimaksud dengan proses penjernihan emosi (Zero Mind Procees) adalah proses dimana semua emosi dan pikiran kita dinol-kan dari belenggu yang menutupi potensi manusia agar mampu mengeluarkan Spiritual Power (kekuatan spiritual) yang dimilikinya.
Dalam ESQ, langkah -langkah untuk menuju kebersihan jiwa (Zero Mind) dalam rangka meningkatkan tingkat emotional dan spiritual yg lebih tinggi dapat dilatih dengan 7 (tujuh) langkah (yang telah diterangkan pada penjelasan sebelumnya). Dari proses tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dan prinsip oleh setiap pendidik dalam proses belajar maupun pengajaran terhadap peserta didik.
Untuk dapat mendengarkan suara hati tersebut, kita sebagai seorang guru harus berpusat pada hati dalam melakukan aktivitas pengajaran. Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang menyangkut keputusan dan tindakan pengajaran kita senantiasa diselaraskan dengan suara hati kita. Yakinilah bahwa prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini sebagai pusat kehidupan memiliki daya magnetis dengan kebenaran suara hati nurani.
Dari sinilah semua permasalahan seorang pendidik terhadap peserta didik maupun terhadap proses belajar mengajar, yang mana semua harus dikembalikan pada hati agar kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar profesional dengan kekurangan yang kita miliki.
Demikianlah pembahasan dari penulis mengenai Zero Mind Process (ZMP) sebagai prinsip utama yang harus dimiliki setiap individu, terutama seorang pendidik, dengan kekurangan dan kelebihan dari penulis semoga pembahasan kali ini menjadi ishlah dan bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi teman-teman semua pada umumnya.

B. Saran
1.    Generasi baru harus di didik aspek mental dan spiritualnya untuk memiliki keyakinan yang kuat dan bertauhid, Menyembah hanya kepada allah dan selalu bersikap tegas dalam mentaati tuntunan hidup secara islami
2.    Generasi baru harus di didik aspek sosialnya sehingga dapat hidup di masyarakat secara sehat, memahami prinsip persamaan persaudaraan, dan kerjasama untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban dalam masyarakat.
3.    Generasi baru selain dikembangkan aspek intelektualnya harus dikembangkan pula aspek emosional dan spiritualnya, sehingga ia mampu dan mau menjalankan syariat dan mimukul amanah secara bertanggung jawab.
4.    Generasi baru dalam aspek individunya harus di didik mempunyai sikap yang terbuka dan menjauihi sikap inklusif.






DAFTAR PUSTAKA

1.      Ginanjar, Ari. Rahasia Sukses Membngun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Cet. 33. Jakarta: Arga. Maret 2007.
2.      Hebb, Donald Olding. Psikologi, terj. Andi Mapputre. Cet. 1. Surabaya: Usaha Nasional.
3.      Rahmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas. Bandung: Mizan Media



No comments:

Post a Comment

Featured Post

kejang demam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturun...